Senin, 10 Januari 2011

Lokasi Bencana Merapi Jadi Tontonan


Selasa, 7 Desember 2010 | 07:29 WIB
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Sejumlah warga melihat Gunung Merapi dari Kopeng, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (5/11/2010). Pascapenurunan status dari awas menjadi siaga, banyak warga yang datang dari sejumlah kota untuk melihat kerusakan akibat erupsi Merapi di wilayah rawan bencana.
SLEMAN, KOMPAS.com — Kawasan yang mengalami kerusakan parah akibat bencana Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, kini mulai banyak dikunjungi masyarakat setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menurunkan status aktivitas Gunung Merapi dari Awas menjadi Siaga.

"Masyarakat sekitar Yogyakarta banyak yang datang ke kawasan bencana ini. Mereka sekadar ingin melihat kondisi daerah yang terkena awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi," kata Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Heri Suprapto, Selasa (7/12/2010).

Lokasi yang banyak dikunjungi masyarakat di antaranya daerah Pangukrejo, Desa Umbulharjo, kawasan Pager Jurang dan sekitar Kepuh di Desa Kepuharjo, kawasan Srunen khususnya area makam Mbah Maridjan di Desa Glagaharjo, serta daerah Bronggang dan Ngepringan di Desa Argomulyo.

"Namun, masyarakat ini tidak bisa berkunjung ke seluruh wilayah tersebut karena jika dari arah barat atau Jalan Kaliurang, mereka hanya bisa sampai di Pangukrejo, Pagerjurang, dan Kepuh dan tidak bisa langsung ke Srunen atau Argomulyo," katanya.

Hal ini, tambahnya, karena dua kawasan tersebut dibatasi Sungai Gendol yang merupakan aliran lahar Merapi dan saat ini belum bisa dilalui kendaraan.

Sejak status Gunung Merapi diturunkan yang diikuti penurunan zona bahaya dari 10 kilometer menjadi 2,5 kilometer, penjagaan di pintu-pintu masuk daerah tersebut juga lebih longgar dan tidak seketat saat Merapi masih dalam kondisi Awas.

Beberapa pintu masuk hanya dijaga oleh warga sekitar dan mereka membuka pos sumbangan sukarela bagi pengunjung yang ingin melihat kondisi daerah yang terkena bencana Gunung Merapi tersebut.

"Ini sifatnya sukarela. Saat ini kami sudah tidak punya apa-apa lagi sehingga kami mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk memulai membangun daerah kami," kata salah satu warga yang tidak bersedia namanya disebut.

Menurut dia, sumbangan masyarakat tersebut kemudian dikelola bersama untuk memperbaiki atau memenuhi kebutuhan warga karena sampai saat ini mereka belum memperoleh akses ekonomi. Hampir seluruh akses ekonomi rusak, seperti peternakan sapi perah dan sektor wisata.

"Kotak sumbangan sukarela ini juga atas kesepakatan seluruh warga, dan nanti jika kondisi sudah mulai normal, pos sumbangan sukarela juga akan ditutup," katanya.

Sementara itu, di obyek wisata Kaliurang, meskipun belum secara resmi dibuka kembali, sudah cukup banyak masyarakat yang berkunjung di lokasi tersebut. Masyarakat ini sebagian besar tidak ingin berwisata, tetapi hanya melihat kondisi Kaliurang pascabencana letusan Gunung Merapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar